August 7, 2010

KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN

1. Dalil :
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda:
"Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan
dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala
berfirman, 'Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. la
telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.' Orang yang
berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa
dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang
berpuasa lebih harum daripada aroma kesturi."
2. Bagaimana ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah?
Perlu diketahui, bahwa ber-taqarrub kepada Allah tidak dapat dicapai dengan
meninggalkan syahwat ini -yang selain dalam keadaan berpuasa adalah mubahkecuali
setelah ber-taqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan apa yang
diharamkan Allah dalam segala hal, seperti: dusta, kezhaliman dan pelanggaran
terhadap orang lain dalam masalah darah, harta dan kehormatannya. Untuk itu,
Nabi bersabda : "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta
maka Allah tidak butuh dengan puasanya dari makan dan minum." (HR. Al-
Bukhari).
Inti pernyataan ini, bahwa tidak sempurna ber-taqarrub kepada Allah Ta'ala
dengan meninggalkan hal-hal yang mubah kecuali setelah ber-taqarrub kepada-
Nya dengan meninggalkan hal-hal yang haram.
Dengan demikian, orang yang melakukan hal-hal yang haram kemudian bertaqarrub
kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah, ibaratnya orang
yang meninggalkan hal-hal yang wajib dan ber-taqarrub dengan hal-hal yang
sunat.
Jika seseorang dengan makan dan minum berniat agar kuat badannya dalam shalat
malam dan puasa maka ia mendapat pahala karenanya. Juga jika dengan tidurnya
pada malam dan siang hari berniat agar kuat beramal (bekerja) maka tidurnya itu
merupakan ibadah.
Jadi orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam
harinya. Dikabulkan do'anya ketika berpuasa dan berbuka. Pada siang harinya ia
adalah orang yang berpuasa dan sabar, sedang pada malam harinya ia adalah
orang yang memberi makan dan bersyukur.
3. Syarat mendapat pahala puasa :
Di antara syaratnya, agar berbuka puasa dengan yang halal. Jika berbuka puasa
dengan yang haram maka ia termasuk orang yang menahan diri dari yang
dihalalkan Allah dan memakan apa yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan
do'anya.
Orang berpuasa yang berjihad :
Perlu diketahui bahwa orang mukmin pada bulan Ramadhan melakukan dua jihad, yaitu :
o Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa.
o Jihad pada malam hari dengan shalat malam.
Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini, memenuhi segala hak-haknya dan
bersabar terhadapnya, niscaya diberikan kepadanya pahala yang tak terhitung. Lihat
Lathaa'iful Ma 'arif, oleh Ibnu Rajab, him. 163,165 dan 183.

0 comments:

Post a Comment

Tulis komentar pendapat anda tetang blog ini